Home Informasi Pengaruh Ketinggian Dataran terhadap Ayam Broiler
performa ayam broiler performa ayam broiler

Pengaruh Ketinggian Dataran terhadap Ayam Broiler

Pengaruh Ketinggian Dataran terhadap Ayam Broiler

Sektor industri perunggasan, terutama dalam budidaya ayam ras pedaging (broiler), menjadi fokus utama dalam menjawab kebutuhan protein hewani di Indonesia. Ayam broiler adalah varietas ayam yang secara khusus dibiakkan untuk tujuan komersial karena memiliki tingkat pertumbuhan yang sangat cepat, hanya memerlukan waktu 4-5 minggu untuk menghasilkan daging yang siap konsumsi.

Tingginya permintaan akan ayam broiler sebagai sumber protein hewani yang penting telah menjadikan budidaya ayam broiler sebagai industri utama di berbagai wilayah. Namun, apa yang mungkin terlewatkan adalah bagaimana perbedaan ketinggian dataran dapat memiliki dampak yang signifikan pada pertumbuhan dan kinerja ayam broiler ini. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi peran penting elevasi atau ketinggian dataran dalam budidaya ayam broiler, serta bagaimana pemahaman tentang hal ini dapat memengaruhi industri peternakan ayam secara keseluruhan.

Konsumsi Ransum

Ketinggian dataran dapat mempengaruhi konsumsi pakan pada ayam broiler. Di dataran tinggi, oksigen dalam udara biasanya lebih tipis, yang memaksa ayam untuk bernapas lebih keras dan membutuhkan lebih banyak energi. Sebagai respons, ayam broiler akan mengonsumsi lebih banyak pakan untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisinya. Selain itu, suhu yang lebih rendah di dataran tinggi juga dapat meningkatkan kebutuhan kalori dan mengakibatkan peningkatan konsumsi pakan.

Pertambahan Bobot Badan (PBB)

Rata-rata pertambahan bobot badan ayam broiler tertinggi berada di dataran tinggi dibandingkan rata-rata pertambahan bobot badan ayam broiler di dataran rendah. Suhu lingkungan yang meningkat menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan pada ayam pedaging dan kualitas daging. Penurunan pertumbuhan bobot badan berhubungan dengan penurunan konsumsi pakan dan peningkatan konsumsi air minum selama ayam mengalami cekaman panas. Proses metabolisme pada suhu lingkungan panas akan melepaskan panas melalui proses evaporasi (penguapan melalui udara pernafasan) bahkan mengalami panting. Peningkatan suhu tubuh karena cekaman juga menyebabkan metabolisme tidak berjalan optimal karena energi panas yang dihasilkan dari metabolisme harus dibuang ke lingkungan, hal ini yang terjadi pada pemeliharaan pada dataran rendah.

Ayam broiler dapat hidup nyaman pada suhu lingkungan yang sesuai dengan kebutuhannya. Ayam broiler berumur 3-5 minggu memerlukan suhu lingkungan 18-23°C.

Konversi Pakan (FCR)

Konversi pakan (FCR) di dataran tinggi lebih rendah dibanding konversi pakan (FCR) di dataran rendah. Semakin kecil angka konversi ransum, maka penggunaan ransum semakin efisien. FCR yang baik untuk ayam broiler adalah 1.5.

Deplesi

Pada dataran tinggi, tingkat kematian ayam broiler lebih rendah dibandingkan di dataran rendah karena suhu dataran tinggi baik untuk pertumbuhan ayam broiler. Ayam broiler terhindar dari cekaman panas yang dapat memicu stress pada ayam. Namun, deplesi juga dapat di pengaruhi oleh suhu yang ekstrem.

Kualitas Daging

  1. pH daging: Di dataran tinggi, pH daging lebih tinggi daripada di dataran rendah, yang memengaruhi keempukan, warna, dan Water Holding Capacity (WHC) daging.
  2. WHC: Di dataran tinggi, WHC lebih tinggi dibandingkan dengan di dataran rendah. Ini menunjukkan bahwa daging di dataran tinggi lebih baik dalam mempertahankan air dan nutrisi.
  3. Susut Masak Daging: Susut masak daging di dataran tinggi lebih rendah dibandingkan dengan dataran rendah. Ini menandakan bahwa daging di dataran tinggi kehilangan lebih sedikit cairan dan nutrisi selama proses memasak.
  4. Drip Loss: Drip loss (kehilangan cairan) di dataran tinggi lebih rendah dibandingkan dengan dataran rendah, yang mengindikasikan bahwa lebih sedikit air dan nutrisi keluar dari daging, dan mengurangi risiko denaturasi protein.
  5. Warna dada dan paha daging: Di dataran tinggi, warna daging lebih gelap dibandingkan dengan dataran rendah. Hal tersebut menunjukkan perbedaan dalam karakteristik warna daging antara dataran rendah dan dataran tinggi.

Kesimpulan dari artikel ini adalah pemahaman ketinggian dataran pada peternakan ayam broiler sangat penting dalam industri peternakan ayam, khususnya ayam broiler, karena berdampak signifikan pada pertumbuhan dan performa ayam. Pemahaman ini memungkinkan peternak untuk mengoptimalkan lingkungan peternakan, meningkatkan efisiensi produksi, dan berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat secara berkelanjutan.

Penulis : Sharla Febrianty

Penyunting : Adelia D Chahyani

Share Artikel ini ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *