Home Informasi Integrasi Teknologi untuk Efisiensi Budidaya Ayam Broiler
Integrasi Teknologi untuk Efisiensi Budidaya Ayam Broiler Integrasi Teknologi untuk Efisiensi Budidaya Ayam Broiler

Integrasi Teknologi untuk Efisiensi Budidaya Ayam Broiler

Integrasi Teknologi untuk Efisiensi Budidaya Ayam Broiler

  • Inovasi perkandangan peternakan broiler terus berkembang untuk menggapai peningkatan efisiensi pemeliharaan ayam
  • Implementasi teknologi perkandangan dapat diintegrasikan dengan teknologi digital di budidaya broiler agar target efisiensi dan peningkatan produktifitasnya dapat tercapai optimal
  • Penggunaan teknologi digital dapat memudahkan peternak untuk mengambil suatu keputusan dan aksi dengan cepat berdasarkan data yang akurat sesuai dengan fakta di lapangan

Integrasi Teknologi untuk Efisiensi Budidaya Ayam Broiler

Seperti halnya gawai yang setiap tahun meluncurkan seri baru dengan berbagai spesifikasi pembaruan. Ternyata inovasi pada perkandangan perternakan ayam pedaging atau broiler pun berjalan demikian. Yang mana setelah menjamurnya sistem kandang tertutup atau closed house, konsep teknologi dan peralatan kandang peternakan broiler pun kini semakin inovatif.

Hal ini disampaikan oleh Sales Manager PT. Ansell Jaya Indonesia, Gondo, dalam seminar daring Poultry Indonesia Forum yang mengangkat tema “Inovasi Terkini Perkandangan Broiler Modern”, Rabu (22/2). Narasumber lain dalam seminar daring tersebut, yakni Direktur Utama BroilerX, Prastyo Ruandhito, dan Senior Engine Consultant PT. Kubota Indonesia, Didik Kusmanto.

Saat ini, telah muncul inovasi konsep teknologi perkandangan yang dikenal dengan broiler elevated. Konsep ini berupa kandang ayam dengan dua lantai, dengan lantai dasar menjadi tempat feses ayam, sedangkan lantai kedua adalah tempat pemeliharaan ayam broiler dengan menggunakan alas berupa slat. Hal ini membuat ayam tidak bersentuhan langsung dengan kotorannya, karena langsung jatuh ke lubang slat. Dengan teknologi seperti itu, peternak akan lebih mudah dalam melakukan pembersihan kandang. Namun, menurut Gondo konsep kandang seperti ini tidak banyak dipraktikkan di Indonesia.

“Model kandang berikutnya adalah broiler slat. Pada kandang ini plastik slat ditata sekitar 20 cm dari lantai, sehingga kotoran akan langsung jatuh ke bawah dan membuat ayam lebih bersih. Selain itu, pada pemeliharaan di kandang broiler slat, peternak tidak memerlukan sekam sejak awal pemeliharaan dimulai. Seperti yang kita ketahui saat ini ketersediaan sekam itu tidak mudah dan bersaing dengan industri lain. Kelebihan dari kandang ini adalah lebih hemat sekam, ayam lebih bersih dan sehat, serta lebih memudahkan dalam proses pembersihan pasca panen,” jelasnya.

Tak sampai disitu, Gondo memaparkan bahwa masih terdapat inovasi baru dalam perkandangan ayam broiler yang biasa disebut dengan broiler cage closed house. Model kandang itu hampir mirip dengan model kandang pullet layer koloni, namun terdapat peralatan yang sedikit berbeda pada penggunaan broiler cage closed house. Selain itu, berdasarkan metode panennya, sistem kandang ini dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu panen secara manual dan otomatis.

“Model kandang broiler cage closed house memiliki kapasitas per meter yang lebih baik sekitar 66,3%. Apabila dibandingkan dengan kandang flooring system closed house. Kalau asumsi pada kandang flooring mampu menampung total bobot 30 kg/m2, maka pada sistem cage mampu mencapai total bobot 50 kg/m2, karena mampu menampung ayam lebih banyak. Selain itu, pada pemeliharaan di model cage tidak memerlukan sekam, sehingga bisa lebih hemat,” tambah Gondo.

Kemudian, keseragaman pertumbuhan yang lebih merata juga terjadi pada pemeliharaan di broiler cage. Hal ini cukup beralasan, karena satu cage dengan ukuran 105 cm x 80 cm hanya dapat diisi 21 ekor ayam. Sedangkan, selama ini di kandang flooring, satu lantai dengan populasi 20.000 ekor, hanya disekat sekitar 7 bagian, sehingga satu sekat bisa berisi ribuan ekor ayam yang membuat kompetisi terjadi.

Selanjutnya, pada sistem broiler cage, dada dan kaki ayam akan lebih bersih, karena tidak bersentuhan langsung dengan kotoran. Keuntungan berikutnya, proses pembersihan pasca panen lebih mudah dan cepat, sehingga memungkinkan periode pemeliharaan selama setahun bisa lebih banyak.

Selain inovasi peralatan, teknologi digital juga merupakan langkah yang dapat dilakukan dalam peningkatan efisiensi pemeliharaan broiler. Direktur Utama BroilerX, Prastyo Ruandhito menjelaskan bahwa implementasi teknologi digital dalam pemeliharaan broiler dapat menghubungkan berbagai aktivitas dan peralatan ke dalam sebuah big data yang dapat memudahkan peternak  untuk meningkatkan produksi unggas, serta mencapai sebuah efisiensi produksi.

“Penggunaan teknologi digital dalam sebuah pemeliharaan ini juga dapat memudahkan peternak untuk mengambil suatu keputusan dan aksi dengan cepat berdasarkan data yang akurat sesuai dengan fakta di lapangan. Tak hanya itu, kita juga dapat memproyeksikan situasi dan langkah ke depan dalam usaha broiler,” ujar Prastyo Ruandhito. Penggunaan teknologi digital tersebut dapat diintegrasikan dengan aplikasi teknologi peralatan perkandangan di budidaya ayam broiler.

Prastyo Ruandhito menambahkan, secara sederhana alur proses teknologi ini bekerja dimulai dari sensor yang terpasang di dalam kandang. Sensor tersebut akan memantau beberapa indikator seperti suhu, kelembapan, amonia, dan lain-lain untuk dikirimkan secara langsung ke aplikasi yang berbasis cloud. Kemudian, data hasil pantauan sensor akan menuju ke automation devices atau perangkat IoT untuk diproses dan diolah sebelum dikirimkan ke cloud. Data dari perangkat IoT akan masuk cloud untuk disimpan. Selanjutnya data yang telah tersimpan di cloud tersebut akan menuju ke aplikasi enterprise BroilerX sebagai perangkat akhir yang menyajikan informasi, notifikasi serta hasil pemrosesan data.

“Teknologi BroilerX dapat menekan biaya produksi, tanpa mengurangi performa produksi. Selain itu, juga dapat menurunkan BOP sebesar Rp1.400,00/ekor, serta mengefisiensikan penggunaan listrik hingga 50%. Di lain sisi, efisiensi penggunaan gas brooding hingga 90% juga bisa tercapai. Dari berbagai efisiensi yang meningkat, diperkirakan balik modal penggunaan teknologi digital ini selama 6-7 siklus pemeliharaan,” tegas Prastyo Ruandhito.

 

Tentang BroilerX

merupakan perusahaan teknologi yang mempunyai visi menyediakan layanan peternakan unggas modern dengan dukungan teknologi mutakhir terbaik di kawasan Asia Tenggara. Dengan misi penerapan peternakan unggas yang presisi, penyediaan layanan dan produk teknologi yang terjangkau untuk usaha perunggasan, serta menghubungkan ayam, peternak dan konsumen, BroilerX berkomitmen menumbuhkan nilai-nilai ‘presisi’, ‘kolaborasi’, dan ‘tanggung jawab’. 

BroilerX juga bertekad membantu pertumbuhan UMKM bidang peternakan unggas, menyediakan layanan konsultasi peternakan unggas, penyediaan teknologi informasi dan otomatisasi peternakan ayam, analisis big data dan kecerdasan buatan, serta optimalisi dan efisiensi proses produksi.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi:

Aldi | BroilerX |  0822-3382-9339, 0811 2648 133 | [email protected]

 

Baca Juga Artikel Berikut Ini:

Adopsi Teknologi Perunggasan pada Peternakan Ayam Broiler

 

 

Share Artikel ini ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *