Home Informasi Cara Menangani Penyakit Viral Arthritis pada Ayam Broiler
Cara Menangani Penyakit Viral Arthritis pada Ayam Broiler Cara Menangani Penyakit Viral Arthritis pada Ayam Broiler

Cara Menangani Penyakit Viral Arthritis pada Ayam Broiler

Cara Menangani Penyakit Viral Arthritis pada Ayam Broiler

Bisnis budidaya ayam broiler masih populer di kalangan masyarakat Indonesia. Karena potensi marketnya sangat besar, sehingga membuat bisnis ini berkembang dengan cepat.

Ayam broiler memiliki pertumbuhan sangat cepat. Bayangkan saja, hanya membutuhkan waktu 35 hari saja ayam ini sudah bisa dipanen dengan bobot 2 kilogram. Hal tersebut yang membuat bisnis pemeliharaan digandrungi oleh banyak peternak di Indonesia.

Meskipun begitu, ayam ini memiliki ketahanan fisik yang sangat rentan terhadap penyakit, terutama saat perubahan iklim yang ekstrem, sehingga dalam proses pemeliharaannya membutuhkan manajemen yang sangat disiplin, terutama dalam aspek kualitas pakan dan kebersihan lingkungan.

Salah satu penyakit yang sering menyerang ayam broiler adalah penyakit viral arthritis.

Mengenal Viral Arthritis pada Ayam Broiler

Penyakit viral arthritis merupakan penyakit yang menyerang bagian persendian ayam broiler, sehingga menyebabkan terjadinya pembengkakan atau peradangan.

Penyebab utama dari penyakit ini adalah bakteri Staphulococcus aureus, Mycoplasma synoviae, dan Salmonella pullorum. Penyabab lain dari penyakit ini adalah virus Reovirus.

Apabila ditunjukkan ayam broiler terserang viral arthritis yang disebabkan oleh bakteri, biasanya akan terjadi kerusakan otot betis (gastrocnemius), peradangan otot jantung (hydropericardium), dan kotoran putih yang menempak dalam anus (cloaca pasting).

Apabila ayam broiler terserang penyakit ini akibat infeksi Reovirus, maka akan memicu pelemahan pada kaki ayam, putusnya jaringan tendon gastrocnemius (urat kaki), kerusakan jaringan (nekrosis) pada caput femoris (pangkal femur).

Proses Penularan Viral Arthritis pada Ayam Broiler

Penyakit ini termasuk penyakit yang memiliki potensi penularan sangat mudah. Apabila dalam suatu koloni terdapat individu ayam yang terinfeksi penyakit ini, maka akan sangat mudah untuk menjangkit individu lain apabila tidak segera dipisahka dari koloninya. Sehingga peternak harus teliti dalam memperhatikan ayam agar tidak terjadi penularan yang lebih luas.

Virus ini biasanya menular pada ayam yang berumur 2 minggu dengan inkubasi virus sekitar 1 hingga 11 hari setelah menginfeksi inang.

Gejala yang Ditimbulkan Viral Arthritis pada Ayam Broiler

Berbeda dengan penyakit marek dan penyakit lain, biasanya penyakit ini akan menunjukkan gejala khusus, seperti pertumbuhan yang terhambat dimana ayam terlihat kerdil.

Disamping itu, kaki ayam akan mengalami pembengkakan dan diiringi oleh kepincangan terutama pada bagian otot tungkai, sendi penghubung, dan otot betis. Karena pembengkakan ini lah ayam akan sangat susah untuk bergerak.

Dalam gejala yang lebih serius, ayam akan mengalami kelumpuhan dan terdapat cairan pada otot pembungkus sendi tumit dan tulang ceker.

Apabila dalam suatu kasus ditemukan toto betis yang sobek, maka bisa dipastikan bahwa ayam telah terinfeksi viral arthritis, sehingga ayam akan kesulitan untuk menopang tubuhnya dan tidak bisa bergerak dengan leluasa.

Cara Menangani Viral Arthritis pada Ayam Broiler

Cara menangani ayam broiler yang telah terserang viral arthritis adalah dengan memberikan antibiotik khusus, seperti neo meditril, amoxitin atau proxan-s. Apabila viral arthritis ini disebabkan oleh virus, maka bisa dilakukan pengobatan dengan memberikan multivitamin, seperti vita stress, fortevit, dan vita strong untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam.

Ayam broiler yang terserang penyakit ini, maka harus dipisahkan dari koloninya. Kemudian peternak dapat menjalankan proses desinfeksi untuk menjaga kandang agar tetap steril serta melakukan kontrol lalu lintas kandang.

Untuk mencegah ayam broiler agar tidak terserang penyakit ini adalah dengan menjalankan program vaksinasi secara disiplin. Vaksin yang bisa diberikan adalah baksin strain S1133 yang tergolong jenis vaksin aktif atenuasi.

Selain itu, peternak harus menjalankan program biosecurity dan sanitasi kandang dengan ketat. Agar lingkungan di sekitar kandang tidak menjadi sarang dari berbagai macam penyakit yang menyebabkan penyakit lainnya.

 

Baca artikel menarik berikut ini:

Penerapan Teknologi 4.0 dalam Budidaya Perunggasan Indonesia

 

 

Share Artikel ini ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *