Home Informasi Apakah Penampilan Ayam Berperan dalam Breeding? (Ayam Broiler)

Apakah Penampilan Ayam Berperan dalam Breeding? (Ayam Broiler)

Mungkin akan banyak pertanyaan yang dilakukan oleh seorang breeder di Indonesia, apakah penampilan fisik ayam berupa warna bulu, warna kaki, bentuk jengger, warna kulit harus diperhatikan juga seorang breeders dalam mengembangkan ayamnya?

Padahal kita ketahui bersama bahwa jika kita melakukan breeding dan juga seleksi perkawinan harus menyesuaikan tujuan dari pemeliharaannya, sebagai contoh, jika kita ingin membuat keturunan ayam pedaging, maka kita harus mengawinkan ayam dengan tetua yang memiliki sifat pertumbuhan berat badan yang tinggi dan disertai dengan konversi penggunaan pakan yang rendah. Sementara untuk ayam petelur harus dicari tetua dengan kemampuan menghasilkan telur yang tinggi dan juga kemampuan induk dalam mengeram yang rendah. Pertanyaannya adalah, apakah hanya itu saja yang diperhatikan?

Jawaban dari pertanyaan diatas adalah ternyata tidak hanya dari komponen itu saja, namun warna bulu, warna kaki, bentuk jengger, warna kulit, dll juga harus diperhatikan sebagai komponen pendukung. Sebagai contoh, pernahkah mengamati mengapa ayam broiler yang ada di seluruh dunia ini mayoritas berwarna bulu putih? Mengapa tidak ada yang berwarna hitam, pun juga dengan warna kulit mengapa harus berwarna putih dan kuning, namun tidak hitam, juga warna pada kaki yang sama, mengapa tidak berwarna hitam, melainkan putih. Jawabannya adalah ketika ayam broiler disembelih, harapannya adalah ketika bulu dicabut, tidak ada sisa bulu yang menempel pada bagian karkas, karena dari kasat mata akan terlihat dibandingkan jika ayam berwarna gelap dengan warna bulu yang gelap juga. Selain itu warna pada kulit juga akan mempengaruhi preferensi masyarakat dalam memilik ayam broiler. Coba bayangkan apakah Anda bersedia membeli dan mengolah karkas ayam broiler yang berwarna hitam kebiruan atau berwarna gelap lainnya? Tentu saja banyak yang akan mengatakan tidak. 

Dari contoh ini sudah semakin sedikit tercerahkan bukan? Bahwa melakukan upaya breeding ayam itu tidak asal hanya mengawinkan ayam saja dan mengambil sifat yang kita inginkan baik berupa pertumbuhan berat badan, FCR, kemampuan mengeram, dll. Namun juga sifat eksterior juga harus kita perhatikan. Penulis berikan salah satu contoh lagi tentang ayam broiler adalah : apakah Anda pernah melihat dan melakukan perbandingan panjang kaki antara ayam broiler dengan ayam layer, lebih panjang mana diantara keduanya? Ada beberapa pembaca yang sudah mengetahui jawaban dari pertanyaan ini, yaitu benar bagi yang menjawab lebih panjang kaki ayam layer.

Kemudian pertanyaan berikutnya adalah mengapa hal tersebut terjadi? Saya analogikan adalah karena ayam broiler adalah ayam yang dikembangkan untuk mendapatkan daging, maka saya memisalkan apakah layak seekor gajah memiliki kaki dari jerapah? Pasti banyak yang menjawab tidak. Nha inilah juga yang menjadi dasar dari seleksi ayam tetua ketika akan dijadikan sebagai induk dari penghasil keturunan ayam pedaging, yaitu kaki tidak terlalu panjang, dan besar kaki memadai untuk menopang bagian tubuh ayam yang memiliki kecepatan pertumbuhan yang baik, serta konversi pemanfaatan nutrien pakan yang baik pula.

Hal lain yang perlu diperhitungkan dalam melakukan breeding ayam sehingga menghasilkan ayam pedaging adalah jumlah bulu ayam keturunan yang tidak terlalu banyak, sehingga seluruh nutrisi pakan yang dimakan ayam akan didepositkan kedalam pembentukan daging.

Ada juga faktor lain berupa kadar lemak dalam daging yang juga tidak terlalu banyak dengan didukung adanya modifikasi pakan, sehingga komponen nutrisi pakan hanya cukup dalam menyokong pertumbuhan ayam tanpa memberikan perlemakan daging yang berlebihan.

Juga ada faktor lain yang jika disebutkan dalam tulisan ini akan menjadi sangat panjang, sehingga point penting saja yang dituliskan dalam tulisan ini. Itulah sebabnya mengapa breeding ayam tersebut dilakukan dengan waktu yang sangat lama, karena melakukan seleksi lebih dari 1 kriteria akan memberikan kesulitan tersendiri, apalagi kriteria yang ada sangat banyak sekali. Dan inilah juga alasan mengapa genetik pertumbuhan ayam akan selalu diperbaiki dan tidak akan berhenti di posisi sekarang.

Jika kita menilik dari sebuah teori yang mengatakan bahwa performance ayam sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan juga lingkungan, maka sambil berjalan genetik tersebut diperbaiki oleh peneliti, maka kita bisa berinovasi  dengan mengubah lingkungan “mikro” pada ayam tersebut, dari situlah alasan mengapa BroilerX hadir ditengah masyarakat, yaitu lingkungan mikro ayam dapat dikondisikan sedemikian rupa dengan memanfaatkan adanya IoT, Big Data, Machine Learning, Kecerdasan Buatan dan teknologi canggih lainnya.

Kami kedepan juga akan membahas hal serupa pada ayam layer, jika pembaca tidak ingin ketinggalan adanya tulisan yang baru dari BroilerX, maka silahkan ikuti social media kami yang ada dalam halaman website BroilerX.com.
Jika pembaca memiliki pendapat yang lain tentang apa yang kami sebutkan dalam tulisan ini, silahkan tuliskan dalam kolom komentar.

Share Artikel ini ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *