Home Informasi Risiko Usaha Bisnis Peternakan Ayam Broiler
ayam broiler ayam broiler

Risiko Usaha Bisnis Peternakan Ayam Broiler

Risiko Usaha Bisnis Peternakan Ayam Broiler

ayam broiler

Peternakan broiler merupakan salah satu usaha yang menjanjikan. Bila dikelola dengan baik disertai dengan perencanaan yang matang, usaha ini akan memberikan keuntungan yang cukup besar. Dengan pemeliharaan yang relatif singkat akan membuat modal usaha kembali dengan cepat. Sebelum memulai usaha ternak broiler peternak terlebih dahulu memahami beberapa risiko usaha yang harus dihadapi. Hal tersebut penting untuk menumbuhkan mental yang kuat sehingga muncul keseriusan dalam beternak.

Budidaya ayam broiler tidak terlepas dari adanya risiko usaha. Tidak sedikit orang yang gagal (gulung tikar) dalam menjalankan usaha ini disebabkan oleh tidak adanya totalitas (keseriusan) menjalankan usaha broiler. Pemahaman terhadap risiko usaha, selain memperkuat mental, akan memunculkan kewaspadaan terhadap faktor masalah. Dengan demikian, peternak bisa mengambil langkah antisipatif ketika berhadapan dengan masalah.

Sebagai salah satu usaha yang bergerak dalam aspek budidaya, ternak broiler memiliki risiko usaha yang cukup besar. Risiko usaha dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti performance ayam, harga jual ayam yang fluktuatif (terkadang berada di bawah BEP), lingkungan sosial, musim, dan cuaca, dan aspek non teknis.

  1. Performance Ayam

Performance ayam merupakan salah satu hal penting dalam melihat risiko usaha beternak ayam broiler. Performance ayam dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti penyakit, kondisi cuaca, kualitas DOC, kualitas pakan yang fluktuatif, dan manajemen pemeliharaan. Manajemen pemeliharaan merupakan faktor terbesar (sekitar 50%) yang mempengaruhi performance ayam.

gejala bumblefood ayam

Performance berhubungan dengan break even point (BEP) atau biaya pokok produksi. Semakin bagus performance, berarti biaya produksi semakin kecil sehingga keuntungan semakin besar. Sebaliknya, semakin buruk performance, kerugian akan semakin besar karena produksi daging tidak sebanding dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan. Biasanya yang menjadi patokan utama performance adalah FCR (Feed Conversion Ratio) karena 70% biaya produksi adalah pakan. Sistem kemitraan menjadi solusi dalam perbaikan performance ayam karena perusahaan inti akan menyediakan SAPRONAK (pakan, DOC, dan OVK) yang pasti berkualitas dan bimbingan teknis sehingga peternak bisa hanya fokus dalam beternak serta berusaha semaksimal mungkin agar performance ayam dalam tiap pemeliharaan optimal.

  1. Fluktuasi Harga

Fluktuasi harga merupakan penyebab yang penting untuk melihat risiko usaha saat beternak ayam broiler. Mau tidak mau, dan suka tidak suka, fluktuasi harga merupakan masalah yang harus dihadapi peternak broiler tiap tahunnya. Sebelum memulai usaha peternakan broiler, sebaiknya melihat atau mempelajari dahulu tren harga ayam hidup saat panen. Oleh karena itu, sebagai peternak harus menyiasati agar ayam yang dipanen bisa dijual dengan harga jual tinggi. Misalnya pada hari raya Idul Fitri atau bulan-bulan saat banyak hajatan. Sebaliknya, jangan “menanam” DOC jika diperkirakan harga saat panen rendah. Hal tersebut penting, terutama bagi pemula untuk antisipasi bila hasilnya kurang bagus.

Risiko usaha seperti fluktuasi harga sangat bisa diatasi oleh sistem kemitraan. Sistem kemitraan memiliki keuntungan yaitu peternak mendapat jaminan pemasaran dan kepastian harga ayam sehingga tidak perlu khawatir terhadap tinggi rendahnya harga ayam dipasaran saat kandang panen. Peternak tidak perlu memikirkan fluktuasi harga karena yang dipakai dalam perhitungan laba rugi adalah harga kontrak.

  1. Aspek Lingkungan Sosial, Musim, dan Cuaca

Aspek lingkungan sosial sering ditemui dalam usaha peternakan, seperti pencurian dan demo masyarakat karena pencemaran yang dihasilkan dari usaha peternakan ayam broiler (bau, lalat, dan jalan rusak). Meskipun terlihat sepele, risiko ini berpengaruh besar atau dapat mengancam kelangsungan usaha peternakan.

Musim dan cuaca turut mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Usahakan memasukkan DOC pada musim dan cuaca yang bagus. Informasi ini dapat diperoleh dengan melihat waktu para peternak broiler berpengalaman ketika memasukkan DOC. Dengan memilih waktu yang tepat, diharapkan hasil yang dicapai bisa optimal untuk menjaga motivasi dan kepercayaan diri.

  1. Aspek Non Teknis

Risiko usaha lain dari aspek non teknis dapat diartikan sebagai aspek yang tidak bisa diprediksi atau force major, seperti bencana alam (banjir dan gempa). Adapun bencana yang bukan termasuk force major, yaitu kebakaran. Kebakaran umumnya disebabkan oleh kekurangwaspadaan, misalnya kurangnya kontrol terhadap pemanas dan instalasi listrik.

Risiko usaha tidak dapat dihindari, tetapi harus dihadapi dan diatasi. Salah satu upaya untuk mengatasinya adalah dengan perencanaan yang matang. Perencanaan akan menentukan berhasil tidaknya usaha yang akan dijalankan.

Adanya sistem kemitraan yang sudah terkenal dan banyak di masyarakat sangat membantu para peternak untuk mengurangi dan mengatasi risiko-risiko usaha diatas. Sistem kemitraan memberikan peternak jaminan pemasaran, kepastian harga ayam bantuan modal kredit sapronak, dan bimbingan teknis serta membantu mengevaluasi terkait risiko usaha yang mungkin sudah terjadi. Bahkan tidak jarang peternak yang ikut sistem kemitraan mendapatkan untung di tiap pemeliharaan dan berhasil 7 periode dalam satu tahun.

Selain hal-hal yang disebutkan di atas, diperlukan juga keseriusan dalam menjalankan usaha ini, bukan hanya sebagai sambilan. Biasanya setiap usaha yang dijalankan dengan “setengah hati” pasti tidak akan mendapatkan hasil yang optimal. Bergabunglah dengan kemitraan BroilerX, kami menawarkan kemitraan bagi para peternak dengan sistem kandang open house dan closed house dengan sistem ternak menggunakan teknologi smart farming yang didukung oleh IoT. Semoga informasi ini bermanfaat bagi anda, jangan lupa untuk share artikel ini ke media platform lain dan baca artikel lain dari BroilerX!

Referensi :

Nuryati, T. 2019. Analisis Performans Ayam Broiler pada Kandang Tertutup dan Kandang Terbuka Performance Analysis of Broiler in Closed House and Opened House. Jurnal Peternakan Nusantara, 5(2), 77-86.

Tamalluddin, F. 2012. Ayam Broiler, 22 Hari Panen Lebih Untung. Penebar Swadaya Grup, Jakarta.

Arwita, P. 2013. Analisis Risiko Usaha Peternakan Ayam Broiler Dengan Pola Kemitraan dan Mandiri di Kota Sawahlunto/Kab. Sijunjung.

Sekarrini, R. 2016. Manajemen Risiko Budidaya Ayam Broiler di Kabupaten Boyolali. Agrista, 4(3).

 

Penulis : Sharla Febrianty

Penyunting : Adelia D Chahyani

Share Artikel ini ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *