Home Tips dan Trik Mengatasi Ayam Broiler dalam Kondisi Suhu Lingkungan Ekstrim (Dingin)

Mengatasi Ayam Broiler dalam Kondisi Suhu Lingkungan Ekstrim (Dingin)

Beberapa hari ini di beberapa bagian di Indonesia pasti merasakan terjadi penurunan suhu, sehingga pada malam hari akan merasakan suhu yang relatif lebih dingin dibandingkan suhu biasanya di bulan Juli 2020 ini, utamanya bagi Anda yang tinggal di DIY dan Jawa Tengah serta beberapa wilayah yang lain di Indonesia. Lalu mengapa suhu dingin ini terjadi? Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Klimatologi (Staklim) Sleman Yogyakarta, suhu udara dingin pada musim kemarau ini disebabkan adanya pergerakan massa udara dari Australia dengan membawa massa udara dingin dan kering ke Asia melewati Indonesia atau disebut dengan monsoon dingin Australia. Tutupan awan relatif sedikit dan pantulan panas dari bumi yang diterima dari sinar matahari tidak tertahan oleh awan, tetapi langsung terbuang dan hilang ke angkasa. BMKG Staklim Jogja juga menjelaskan, kandungan air di dalam tanah menipis karena masuk musim kemarau, sedangkan kandungan uap air di udara juga rendah, dibuktikan dengan rendahnya kelembaban udara yang saat ini sedang terjadi. Menurut BMKG, selama lima hari terakhir suhu udara di Jogja minimum berkisar 18 sampai 20 derajat celsius. Diprakirakan, kondisi ini akan berlangsung hingga Agustus mendatang. Hal ini menjadi perhatian tersendiri bagi peternak ayam broiler yang kebetulan pada masa ini sedang melakukan chick in. Kali ini broilerx akan membahas cara pencegahan dari suhu dingin ini agar ayam broiler yang dipelihara tidak mengalami kematian.

Sebelumnya mari kita lihat dan kenal ayam broiler terlebih dahulu. Ayam broiler saat ini (modern) memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan ayam broiler jaman dahulu. Ayam broiler modern memiliki keunggulan diantaranya : Pertumbuhan cepat, Daging dada besar, Konversi pakan (FCR) rendah. Namun dari beberapa kelebihan yang diungkapkan tersebut, ayam broiler juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu : Mudah terserang penyakit, Sensitif terhadap lingkungan, Konversi pakan (FCR) rendah, Organ pembentuk kekebalan tidak seimbang dengan pertumbuhan berat badan. Dari beberapa kelemahan ini, maka faktor suhu lingkungan perlu sekali untuk diwaspadai, dikarenakan hal ini pasti akan berdampak pada ternak sendiri, mulai dari mudahnya terserang penyakit, hingga ternak mudah mengalami kematian.

Sehingga perlu adanya perhatian khusus pada ayam terkait manajemen pemeliharaan terutama pada cuaca yang ekstrim seperti saat ini. Saat ayam berumur satu hari atau DOC, merupakan hewan berdarah dingin sehingga belum dapat mengatur suhu tubuh sendiri sampai dengan umur 5 hari. Setelah 5 hari ayam sudah bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri sehingga disebut hewan berdarah panas. Karena ayam broiler dengan strain Cobb memiliki kebutuhan suhu ideal pada rentang umur 0 hari, membutuhkan suhu kandang 31-33 derajat celcius dan kelembaban 60-70%, pada umur 7 hari membutuhkan suhu kandang 31-32 derajat celcius dan dengan kelembaban kandang 60-70%, pada umur 14 hari membutuhkan suhu kandang 28 – 30 derajat celcius dan kelembaban kandang 60-70%, pada umur 21 hari membutuhkan suhu kandang 26 – 28 derajat celcius dan kelembaban kandang 60-70%, pada umur 28 hari s/d panen (kurang lebih 35 hari) membutuhkan suhu kandang 23 – 25 derajat celcius dan kelembaban kandang 60-70%.

Pada suhu kandang yang terlalu panas daripada kondisi normal tersebut, maka ayam broiler akan lebih cenderung terlihat seperti berikut ini : Stres panas (heat stress) dengan gejala ayam terengah-engah dengan cepat & kondisi paruhnya terbuka, bulunya terangkat, serta sayapnya juga diangkat ke atas sebagai respon pengeluaran keringat; Ayam akan lebih banyak minum karena dehidrasi. Minum yang berlebihan akan mengakibatkan diare, karena air dikeluarkan melalui urin dan feses pada unggas. Sehingga mengakibatkan litter basah dan kadar amonia dalam kandang akan meningkat. Ayam akan lebih mudah terserang penyakit pernapasan seperti CRD dan korisa; Jika beberapa kondisi tersebut tidak segera ditangani akan menimbulkan kematian pada ayam.

Jika suhu kandang terlalu dingin dibandingkan dengan kondisi normal, maka ternak akan cenderung terlihat : Ayam DOC yang menerima suhu terlalu dingin akan berkumpul di bawah pemanas. Ayam cenderung diam, meringkuk dengan kondisi kaki yang basah; Aktivitas makan pada ayam terganggu (feed intake tidak terpenuhi), hal tersebut menyebabkan dampak pada ayam yang akan mengalami pertumbuhan yang terhambat.

Adapun tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah ternak tersebut stress, sakit bahkan menyebabkan kematian, maka dapat dilakukan beberapa langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut ini : Menjaga daya tahan tubuh ayam dengan pemberian vitamin seperti  Fortevit / Vita Stress  dan herbal imunostimulan seperti Imustim serta melaksanakan program vaksinasi sesuai jadwal. Beri perhatian terhadap penyakit-penyakit yang meningkat saat dimusim hujan seperti ND, AI, korisa dan IB; Mengurangi jumlah bibit penyakit dengan kosong kandang yang optimal (14 hari), desinfeksi kandang dan peralatan menggunakan  Antisep  atau  Medisep; Ciptakan comfort zone atau zona nyaman dengan perbaikan atap kandang yang bocor, pengaturan ventilasi kandang, manajemen ransum yang baik serta pemberian air minum yang berkualitas; Melakukanpembersihan saluran air untuk mencegah pertumbuhan biofilm (lapisan tipis di permukaan tempat minum, tandon/bak penampung, dan pipa air yang menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya bakteri patogen seperti E. coli (penyebab colibacillosis).

Semoga cara ini dapat bermanfaat bagi peternak ayam broilerx, jika ada tips dan trik yang lain dapat pembaca tuliskan dalam halaman komentar. Nantikan artikel kami yang lain di BroilerX.com

Share Artikel ini ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *