Home Informasi Fungsi Energi Pakan dalam Pertumbuhan

Fungsi Energi Pakan dalam Pertumbuhan

Kali ini BroilerX akan membahas mengenai pemanfaatan energi yang terkandung pada pakan, dan berperan bagi pertumbuhan ayam, silahkan lanjutkan membaca artikel berikut ini.

Peran dari pakan sumber energi untuk pertumbuhan ayam adalah berkisar antara 1,5 – 3,0 kkal per gram bagi pertumbuhan bobot badan. Hal ini juga tergantung dari jumlah lemak yang ada dalam tubuh ayan dan hubungannya terhadap protein pada pertambahan bobot badan harian (ADG = Average Daily Gain).

Meskipun jumlah kebutuhan energi pada ayam-ayam jantan yang sedang tumbuh adalah lebih tinggi dalam satuan kilokalori per hari, ayam-ayam jantan tersebut dapat memperoleh kebutuhannya dengan mengkonsumsi lebih banyak ransum yang sama yang diberikan untuk ayam betina setiap harinya.

Laju pertumbuhan, metabolisme basal, jenis jaringan yang ditimbun dan efisiensi penggunaan ransum, semuanya sedikit banyak ditentukan oleh kadar sekresi bermacam-macam hormon pertumbuhan thiroksin dan hormon kelamin.

 

Gejala dan Tanda-tanda Defisiensi Energi

Karena ayam cenderung meningkatkan konsumsi ransumnya bila kandungan energi dikurangi, maka defisiensi energi dapat ditimbulkan hanya dengan menggunakan ransum yang rendah kadar energinya yang mengandung begitu banyak serat kasar sehingga melebihi kemampuan tembolok dan sistem pencernaan ayam untuk mengkonsumsi ransum yang cukup guna memenuhi kebutuhan energi sehari-hari. Ransum yang sangat rendah kadar energinya, umumnya sangat bulky. Batas energi yang lebih rendah adalah lebih kurang 2600 kkal per kg ransum pada keadaan keliling yang panas. Kepadatan ransum minimum yang memungkinkan ayam memperoleh energi cukup adalah sekitar 1,5 kkal energi metabolis per sentimeter kubik. Oleh karena itu suatu ransum yang mengandung 2600 kkal EM/kg harus mempunyai suatu kepadatan sekurang-kurangnya 0,58 gram/cm3.

Apabila kandungan energi ransum untuk ayam yang sedang tumbuh turun dibawah tingkat kritis, pertumbuhan berkurang dan jumlah lemak yang ditimbun dalam karkas menurun. Akan tetapi selama kandungan energi ransum cukup untuk hidup pokok, tidak akan ada gejala defisiensi lain yang terlihat.

Bila tingkat energi diturunkan dibawah yang dibutuhkan fungsi-fungsi tubuh vital untuk hidup pokok, maka hewan kehilangan berat (menggunakan jaringan protein tubuhnya sendiri untuk energi) hingga proses yang terbuang tersebut menjadi cukup parah untuk mempengaruhi fungsi-fungsi vital, yang menyebabkan hewan itu mati karenanya.

Pada kondisi kekurangan energi, penimbunan energi dalam tubuh digunakan berturut-turut sebagai berikut: (1) pertama-tama glikogen yang biasanya dalam jumlah sedikit disimpan dalam tubuh telah dihabiskan; (2) kedua, sebagian besar cadangan lemak dihabiskan; dan (3) akhirnya jaringan-jaringan protein digunakan untuk mempertahankan kadar gula darah dan untuk membantu fungsi-fungsi vital lainnya.

Gejala Kelebihan Energi

Kelebihan energi dalam ransum timbul bilamana imbangan energi terhadap protein (dan juga terdapat mineral dan vitamin) dalam keadaan berlebihan dari yang dubutuhkan hewan untuk pertumbuhan normal, produksi, aktivitas dan pemeliharaan fungsi-fungsi vital.

Kelebihan energi dalam jumlah sedikit tidak menyebabkan gejala-gejala yang dapat dilihat, kecuali untuk penimbunan lemak tambahan dan sedikit penurunan dalam laju pertumbuhan. Hal ini disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa dengan kelebihan kadar energi dalam ransum, hewan memperoleh cukup energi denan konsumsi ransum yang sangat rendah dan dengan demikian menurunkan konsumsi proteinnya di bawah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan optimum atau produksi. Bila kandungan energi dalam ransum sangat berlebihan maka konsumsi ransum menjadi begitu berkurang sehingga timbul defisiensi protein, asam-asam amino, mineral dan vitamin yang parah, pertumbuhan dapat sama sekali berhenti, ayam dapat menjadi sangat gemuk akan tetapi pada waktu yang bersamaan memperlihatkan tanda-tanda kelaparan protein dan vitamin.

Kepercayaan populer pada duapuluh sampai tigapuluh tahun yang lalu ialah bahwa jagung mengandung terlalu banyak energi bagi ayam dan cenderung “membakar ayam-ayam tersebut”. Yang lain berpendapat bahwa kadar lemak di atas 10 % dalam ransum unggas adalah sangat beracun. Telah pula diperlihatkan ransum dengan kandungan jagung setinggi mungkin dapat digunakan selama kadap protein seimbang untuk memperoleh imbangan optimum energi terhadap protein dan terhadap asam-asam amino esensial. Hasil penelitian membuktikan bahwa ransum yang mengandung lemak sebanyak 35-40% dan protein 45-50% dengan sedikit atau tanpa karbohidrat dan dengan nilai energi setinggi 5000 kkal EM/kg, akan menghasilkan pertumbuhan sempurna pada anak-anak ayam selama kadar protein dan asam-asam amino dipertahankan dalam keseimbangan optimum terhadap energi.

Jika artikel yang diberikan oleh BroilerX ini bermanfaat bagi pembaca, silahkan dapat juga Anda re-share dengan cara klik tombol social media yang ada dalam artikel ini.

Nantikan kembali artikel BroilerX yang akan terbit di setiap bulannya.

Share Artikel ini ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *